Saturday, January 2, 2016

Diam dan membisu

Tulisan ku didasari karena kejadian kecil pada siang hari ini, saat aku hendak membeli makan ke warung langganan deket kostan. Saat aku duduk menunggu pesanan, datanglah 3 anak kecil, kuyakin mereka masih sd, mengambil sesuatu dari kaleng kemudian membayar barang yang mereka ambil. Setelah mereka mengambil lighter baru aku ketahui bahwa barang tersebut adalah 2 batang rokok. Aku bingung apa yang harus aku lakukan.... Aku diam menatap ketiga anak kecil itu yang sedang asik mengisap batang rokok secara bergantian. Akhirnya mereka merasa bahwa mereka sedang di perhatikan dan kemudian membuat mereka agak gelisah, bisik-bisik kalo mereka ditatap olehku. Seketika datanglah kakek tua dengan perut sedikit buncit dan menegur anak tersebut. Kakek itu berkata kepada aku bahwa anak kecil ini rajin kesini kemudian mempertanyakan asal mereka. Ketiga anak kecil tersebut tidak menjawab hanya senyum-senyum kecil dalam diam. Setelah itu aku berani untuk bertanya tentang jenjang pendidikan mereka. Sontak mereka menjawab dengan tipu-tipu "sma mba" sambil berlarian keluar warung. Aku sudah tau mereka bohong karena ukuran dan bentukan badan serta tingkah laku mereka tidak mencerminkan kalo mereka itu anak sma, kuyakin mereka masih sd. Pesananku sudah selesai dibuat dan akupun kembali ke kostan, tanpa menegur kembali mereka.

Aku merasa bersalah terhadap hal ini,

1. Aku tidak berani langsung menegur mereka saat mereka mulai mengisap rokok
2. Aku tidak menindaklanjuti mengenai hal tersebut sebelum aku kembali ke kost

Kenapa aku tidak menegurnya kembali? karena aku sedang tidak ingin membuat perselisihan seperti peristiwa sebelumnya yang pernah aku lakukan terhadap anak kecil di deket  rumahku.

Ini tidaklah kali pertamaku melihat hal serupa seperti diatas, anak kecil di bawah umur merokok di depanku. Yang aku lihat dan aku lakukan dahulu lebih dari yang terjadi hari ini. Rasa iba dan peduli yang aku rasa malah membuat anak-anak itu lari hingga sempat marah. Apakah aku salah? Diam membisu tanpa gerakan? Karena kejadian di masa lalu membuat aku membisu?

Teman-temanku banyak yang merokok. Akupun ingin bersifat adil dan juga menghargai akan pilihan mereka. Terkadang aku hanya mengingatkan jika memang pertemanan kami sudah dekat. Mengingatkan dengan diskusi mengenai rokok dari sudut pandangnya dan sudut pandangku atau sedikit bercandaan untuk menjauhi dari ku dan meminta tolong kepada tumbuhan-tumbuhan di sekitar untuk segera menghirup gas asap rokok yang mereka keluarkan hehhe. Tapi kalo belum dekat pertemanan kami, aku hanya menjauh dari mereka karena aku tidak mau menjadi perokok pasif atau menutup hidungku sembari menghibas-ngibas asap rokok yang menghampiriku dan kadang sedikit batuk karena tidak kuat dengan bau rokok.

Beberapa literatur sudah aku baca mengenai pro dan kontra merekok. Lantas apakah merekok itu benar atau salah? Benar dan salah tergantung dari penalaran dan kepercayaan yang kita pegang. Benar dan salah menjadi tanggung jawab diri pribadi, pertanggung jawaban atas apa yang kita lakukan pada diri sendiri, orang tua dan Sang Pencipta.

Tapi kalo yang merekok adalah anak kecil dibawah umur, lantas apa yang harus kita lakukan? Terdiam, cuek, acuh dan membisu atau iba, menegur, nasehati, dan sedikit berargurmen dengan anak-anak kecil itu yang memicu pertengkaran dan perselisihan?

Yaa jawabannya ada di hati kalian, silakan bertanya pada diri masing-masing.

My 10 top favourite of coffee shop

The coffee shop is one of my favorite places to visit for do my assignment, meet my friend, place for a meeting a project, wait for someone,...