Kali ini aku akan membahas tentang beberapa tips mengajar anak-anak. Well, walaupun sebenernya aku masih terlalu cupu untuk membahas ini karena pengalaman masih terlalu minim tapi gapapalah ya, sharing-sharing sedikit.
Beberapa kali sempet ngajar anak-anak seperti mengajar bahasa inggris tiap hari minggu, mengajar menggambar, mengajar biologi, mengajar mengaji dan apapun yang bisa aku bantu termasuk sesi curhat anak-anak sama motivasi untuk belajar dan melakukan hal positif. Jadi aku biasanya mengajar secara informal (bukan kelas wajib/formal) dan kelas tersebut dibentuk tanpa ada bayaran jadi aku bergerak sebagai relawan dalam kegiatan ini. Kalo mau cerita tentang proses mengajar, pastinya banyak banget problem yang di hadapi. Nah sekarang aku mau bahas tiap problem yang aku temuin saat mengajar dan aku kasih cara untuk mengatasinya versi aku yaaa. Dengan catatan rentang usia anak-anak didik hingga 10 tahun.
#1 Anak-anak yang gabisa diam dalam kelas
Jadi tiap kali aku mengajar anak-anak ini, pasti aja ada 3-4 orang yang aktif banget, gangguin anak-anak lain sehingga bikin kelas ribut dan berantakan. Membuat anak-anak yang lain menjadi terganggu konsentrasinya dan ikut-ikutan lari dan terkadang ujung-ujungnya ada yang berantem dan menangis. Ini paling susah bagiku untuk tidak marah-marah dan meneriaki mereka untuk diam. Tapi hal itu sangat aku hindari, kenapa? karena biasanya kalo marah-marah nantinya mereka makin ngeyel dan makin terus berantem.
Jadi yang aku lakukan pertama kali saat kelas dimulai adalah dengan memberikan video interaktif atau nyanyian interaktif yang membuat anak-anak bergerak mengikuti instruksi dan alunan musik. Biasanya durasinya terlama tuh 3 menit. Lagunya seperti head-shoulder-knee and toe song, hoky choky twinnies, hokey pokey dan lagu-lagu lainnya yang bikin mereka bergerak. Mengapa aku melakukannya? Hal ini dilakuka untuk sedikit berkeringat supaya keaktifan mereka bergerak itu terfasilitasi di kegiatan bernyanyi dan menari ini, berharap mereka akan lebih calm down pada sesi berikutnya karena kelelahan pada sesi ini :). Bisa juga sebagai warm up anak-anak yang masih malu-malu.
Ada metode lain nih. Jadi aku dapatkan metode ini dari mba Asti, komunitas anonim yang bergerak dalam bidang edukasi di daerah manggarai, Jakarta. Metode ini aku namakan "Mahkota Kepribadian". Penerapan metode ini dilakukan setelah kita lumayan kenal sifat anak-anak didik dalam kelas kita. Kemudian kita menemukan sifat-sifat yang mungkin mengganggu ke-efektifan dalam kegiatan belajar dan mengajar. Nah kita ingin mengubah sifat-sifat negative atau buruk itu dengan "Mahkota Kepribadian". Contohnya begini, sebut saja anak didikku andi. Andi adalah seorang anak tertua yang cepat dalam mencerna pelajaran tetapi dia memiliki sifat yang kurang bagus dalam kelas yaitu suka berlari-lari di dalam kelas dan iseng mengganggu teman-temannya. Jadi aku buat kan sebuah mahkota dengan warna favoritenya kemudian aku sematkan mahkota itu diatas kepala andi sambil berkata "Mahkota untuk Pangeran Andi. Dia adalah seseorang yang ceria dan juga serius dalam belajar. Pangeran andi ini sangat baik dan patuh di dalam kelas. Membantu mengajar temannya dalam memahami pelajaran. Pangeran Andi menjadi pemimpin teman-teman di dalam kelas untuk berdoa sebelum kelas mulai dan setelah ke selesai serta membantu teman-teman dalam baris berbaris." Terus setelah itu sifat buruknya itu mulai sedikit hilang.... Hebat bukan? Jadi masukan kalimat positif tentang kepribadian ini melekat dalam otaknya untuk berbuat demikian karena mereka seperti menanggung mahkota tersebut dan bertindak seperti kalimat-kalimat yang telah aku ucapkan. Memang sih penerapan ini hanya berlaku saat mahkota itu masih ada di atas kepala mereka tapi selalu saya ingatkan kepadanya dan semoga saja sifat-sifat itu hilang dengan sendirinya yaaa.
#2 "Ka, aku bosen, cape gamau lanjutin nulis"
Nah ininih sering banget aku dapetin saat mereka kembali berisik serta lari-larian dan isengin temen yang lain setelah mereka bilang bosen sama kegiatan belajarnya. Mengapa begitu? karena anak kecil itu gampang banget bosen. Sehingga biasanya dalam sesi belajar 60 menit atau lebih aku selalu menggunakan metode yang interaktif sehingga konsentrasi mereka terhadap pelajaran tetap stabil. Jangan terlalu banyak tulisan karena kelasku ini kelas penunjang belajar bukan kelas wajib formal sekolahan. Jadi aku lebih banyak belajar menggunakan gambar atau tubuh mereka sendiri, maju ke depan sebagai instruktor teman-teman yang lain atau langsung di depanku untuk hafalan singkat, games edukatif, dan kelompok-kelompok dalam membuat sebuah karya kemudian mempresentasikannya di depan teman-temannya. Jadi aku membuat suasana dan atmosphere kelas tetap hidup, santai dan menyenangkan.
#3 Anak yang pendiam dan pemalu
Biasanya mereka duduk paling belakang. Diam karena terkalahkan oleh suara dan keaktifan anak-anak yang lain. Disuruh maju susahnya setengah mati. Saat sesi menggambar dan mewarnai, saat aku liat apa yang dia gambar, mereka itu gamau memperlihatkan. Saat sedang hafalan kata ke aku (re: guru) suaranya kecil sekali. Tapi hebatnya dia selalu selesai dalam tugasnya. Dan saat diberikan kepercayaan dan tanggung jawab, selalu selesai dan terlaksana. Jadi di dalam kelas aku selalu keliling. Mengecek setiap muridku dan mengenal mereka. Untuk tempat duduk aku bebaskan mereka untuk memilih tetapi saat berkelompok biasanya aku tempatkan acak. Kadang aku campurkan anak-anak yang pendiam dan aktif atau aku kelompokkan anak yang sesama pendiam. Nah hasil yang ku dapat adalah saat presentasi hasil karya atau diskusi kelompoknya, anak-anak yang pendiam dalam group semuanya pendiam lebih menojol dan berbicara lebih banyak karena tidak ada yang menintrupsinya. Sedangkan anak pendiam dalam kelompok acak akan lebih kaya akan ide saat presentasi walau dia masih tertutupi oleh temen lainnya yang lebih dominan.
Kemudian aku juga sering keliling saat sedang memberikan pelajaran. Sesi menulis atau menjawab latihan soal, biasanya anak-anak pemalu ini kalo nanya harus kita bertanya duluan dan juga mendekat ke arahnya. Baru deh dia bertanya tentang sulit yang tidak di mengerti. Jadi memang harus selalu kita push mereka untuk aktif di dalam kelas dan mendekatkan diri saya (sebagai pengajar) kepada mereka serta memberikan rasa kepercayaan supaya mereka lebih percaya diri seperti teman-teman lainnya.
Tidak lupa juga aku suka memberikan award bagi mereka yang telah sukses menyelesaikan tugasnya dengan baik berupa sticker!! Sticker ini ada yang tinggal beli di toko atau aku bikin sendiri. Kalo bikin sendiri, nanti anak-anaknya dapat mewarnai sticker mereka sesuai dengan imajinasinya.
Alhamdulillah dalam penerapan metode ini, banyak tanggapan positif dari orang tua murid, guru dan pengurus hehehe. Sekian dulu dariku. Untuk tips selanjutnya akan ku tulis di post selanjutnya... Aku berharap ada masukan dan tips lain dalam mengajar karena akupun masih belajar dalam proses ini, terimakasih :)
![]() |
Kegiatan mengajar dengan video |
Mengantri untuk hafalan |
SAY CHEESE! |
No comments:
Post a Comment