Tuesday, February 16, 2016

Merelakan pintu harapan dan membuka lembaran harapan baru

Setiap harinya umur ini bertambah, 
Menuju pada usia yang dapat melihat realita kehidupan kelam
Tuntutan sebuah kata “profesionalitas” yang mana di kekang untuk bergerak cepat dibatasi oleh waktu 1 hari atau 24 jam.

Dahulu kita diajarkan untuk bermimpi
Menghayal mengenai masa depan
Membuat goresan di kertas entah itu berbentuk abstrak atau gambaran jelas
Yang mungkin tingkat terwujudnya itu pada tingkat probabilitas minim

Dimasa-masa pergeseran dan transisi umur, usia anak-anak menuju dunia dewasa
Semua berubah karena sebuah pilihan
Pilihan antara tuntutan hidup dan mengejar impian

Tidak ada yang pernah mengajarkan ini semua tentang pelajaran hidup dan tulisan dalam Kitab Suci, buku dan catatan kisah hidup seseorang. 
Hanya cerita-cerita dari orang yang lebih tua, entah itu sebuah kejujuran atau diselip suatu kenestapaan dan kesombongan dari para leluhur itu.
Kebenaran adalah harga mahal pada masa transisi.

Ada orang yang bilang, impian adalah sebuah harapan untuk tetap hidup dan bersemangat setiap harinya
Tapi bagaimana dengan tuntutan? Dari keluarga atau pasangan hidup? Mengenai siapa kita dan bagaimana kemampuan kita?

Realita bermunculan di masa transisi ini, membuka tabir cermin mengenai siapa kita sesungguhnya.
Menghapus canda tawa dan angan-angan tinggi masa lalu. 
Fokus membanting tulang untuk dapat bertahan hidup di bumi pertiwi

Kadang aku ingin mengeluh dan marah tentang siapa diriku, tapi kepada siapa? Apakah orang itu akan peduli denganku? Dan apakah ada manfaatnya untuk diriku dan diri orang lain itu?

Sabar nak. Orang bijak pun berkata padaku di dalam keterpurukan yang haus akan kemewahan dan kenikmatan duniawi.

Ketekunan dan keyakinan akan prinsip dan pilihan hidup ditambahkan keikhlasan dan rasa syukur kepada Sang Pencipta menjadi resep utama yang diajarkan agama. Hal ini adalah sebuah insan penerang bagiku, dalam menjalani kehidupan ini...

Pintu harapan masa kecil tertutup setelah terkuaknya dalam jendela era generasi xx 
Tetapi, ada lentera harapan baru yang diberikan diluar angan-anganku dahulu
Datang dari sudut yang tidak diperkirakan
Dan dari seseorang yang tidak dikenal

Hal itu terasa nikmat karena entahlah tak pernah kupikirkan harapan itu hadir, sesuatu yang kubutuhkan tanpa kuminta.
Entahlah mengapa hal itu datang padahal tidak kuharapkan
Mungkin doa dari orang-orang terkasihku mengenai keadaanku ini yang menghadirkan harapan itu hadir saat ini

Satu kata yang dapat ku katakan.
Terimakasih….
Pintu harapanku terbuka lagi

Well ini hanyalah tulisan abstrak gajelas yang tersisip kenyataan....
Ada sedikit pesan dari sahabatku yang menurutku berhubungan dengan tulisan asal-asalanku diatas. Sahabatku ini seperti bidadari dan ibu, namanya sinta. Pesannya begini :

1. Apa yang menurut kita baik belum tentu menurut-Nya baik.
2. Terkadang harapan yang kita inginkan tetapi tidak terwujud menyisakan rasa kecewa yang berlebih yang mana harapan itu di luar dari aspek  "lebih dekat dengan-Nya".
3. Terkadang kita lupa telah Allah selamatkan dari yang "menurut-Nya buruk" menuju yang baik. Dan malah kita bahkan belum sempat bersyukur mengenai hal tersebut.
4. Allah itu ternyata selalu ada di setiap apa yang kita butuhkan.
5. Kita akan selalu menjadi luar biasa, ikuti apa yang Allah kasih kepada kita....

Pesan ini ku dapat ditengah-tengah jam kerja. Sesaat bikin nangis sendiri karena pesan kecil ini, makasih ceuu.... Semoga kamu selalu dilindungi Allah yaaa ..... <3

No comments:

Post a Comment

My 10 top favourite of coffee shop

The coffee shop is one of my favorite places to visit for do my assignment, meet my friend, place for a meeting a project, wait for someone,...