Tuesday, February 16, 2016

Hunian Tetap Pagerjurang

Bencana adalah rangkaian peristiwa oleh alam, manusia, atau keduanya yang menyebabakan timbulnya korban manusia dan kerugian harta.  Potensi bahaya utama dapat dilihat melalaui potensi bencana seperti erupsi gunung dan gempa bumi yang dapat dilihat dari peta potensi bencana letusan gunungapi dan peta jalur-jalur gempa maka dari itu Indonesia memiliki potensi bahaya utama yang tinggi (Undip, 2010). Menurut Thoha (2012) Bencana alam adalah  gejala/fenomena alam yang tidak bisa diprediksi kapan dan dimana akan terjadi. Daerah di sekitar kawasan bencana yang biasanya merupakan daerah permukiman penduduk asli kerap kali menjadi daerah dengan tingkat kerusakan terparah dan korban jiwa tertinggi. Sehingga kawasan ini dimasukkan dalam kawasan rawan bencana yang harus di netralkan dari aktivitas manusia guna mengurangi resiko dan dampak dari bencana alam tersebut,
Gunung Merapi adalah salah satu gunung yang masih aktif aktivitas volkaniknya. Berlokasi di perbatasan antara Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pada tahun 2010 terjadi Erupsi Merapi yang menewaskan 346 orang. Kronologi kejadian meletus gunung merapi dimulai dari tanggal 20 september 2010 dimana status merapi dalam keadaan waspada setelah terjadinya gempa dan peningkatan aktivitas volkanik. Pada tanggal 10 Oktober 2010, Gunung Merapi mulai memuntahkan lava.  Puncak letusan Gunung Merapi disertai Hujan abu dan awan panas terjadi pada tanggal 5 November 2010. Kegiatan relokasi bencana yang dilakukan oleh BNPB, SARS, Tentara dan Pemerintah setempat pada masyarakat yang bermukim pada radius 20 km dilakukan hingga 23 mei 2011.
Masyarakat diungsikan ke Huntara yang dibangun oleh pemerintah DIY. Huntara adalah penampungan sementara bagi korban bencana alam beserta sarana dan prasarana pendukungnya baik dengan menggunakan prinsip-prinsip penanggulangan bencana. Huntara merupakan salah satu strategi pemerintah dalam memulihkan kondisi sosial ekonomi bagi masyarakat yang terkena dampak erupsi gunung merapi. Huntara berbentuk papan sementara yang dipandukan dengan pembangunan penghidupan yang dapat menampung masyarakat supaya dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Material dari huntara berupa bambu atau papan dan beratapkan seng. Semua bangunan merupakan bangunan non permanen yang menandakan bahwa permukiman ini hanya merupakan permukiman sementara yang ditinggali oleh masyarakat pada masa transisi (Adninda, 2014).
Relokasi ke hunian tetap bertujuan untuk mengembalikan aktivitas kehidupan masyarakat korban bencana Erupsi Gunung Merapi. Hunian tetap dibangun dengan pembangunan topdown dan semi bottomup yang di desain secara rasional oleh Dinas PU untuk menjawab keterbatasan lahan, jumlah warga dan keseragaman antar Hunian tetap yang dibangun.
Sedangkan hunian tetap adalah suatu hunian yang dibangun dalam rangka kelanjutan pelaksanaan rehabilitas dan rekonstruksi wilayah pasca bencana erupsi gunung merapi. Huntap selesai dibangun pada tanggal 13 januari 2013 di Kab. Sleman, Yogyakarta sebanyak 2083 unit yang diperuntukan bagi 2083 kk dari 2739 kk yang memenuhi kriteria. Program pembangunan hunian tetap merupakan titik awal dari pembangunan kehidupan bagi masyarakat yang terkena dampak erupsi gunung merapi. Perencanaan hunian tetap yang di dalamnya terdiri dari rumah hunian dan sarana prasarana lingkungan diharapkan dapat menunjang kehidupan masyarakat yang ada di sana, selain pembangunan hunaan tetap tersebut, sarana dan prasarana
Kuawartojo (2010) menjelaskan bahwa pembangunan permukiman membutuhkan suatu perencanaan yang matang. Permukiman yang dibangun berdasarkan banyaknya permintaan dan karena ada suatu kebijakan. Dimana pembangunan huntap adalah permukiman khusus yang dibangun setelah adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan rehabilitasi paska bencana erupsi gunung merapi. Kegiatan pembangunan huntap adalah pola pemberdayaan masyarakat dengan masyarakat sebagai pelaku utamanya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasab dan pertanggungjawaban serta sampai pemanfaatan dan perawatannya yang dipandu oleh pihak rekompak (PIP2BDIY tahun 2012). Dalam melakukan pembangunan relokasi permukiman menuju perumahan merupakan suatu bentuk perpindahan (migrasi) penduduk berbentuk synergistic moves didasari desakan pemerintah untuk pindah dan kebutuhan perumahan oleh Korban Erupsi Merapi kepada permukiman baru yaitu berupa Hunian Tetap.

Permukiman Hunian Tetap Pagerjurang
Sumber : REKOMPAK PROFIL HUNTAP KARANG KENDAL, PAGERJURANG dan BATUR, 2013.

Hunian tetap Pagerjurang, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas 49.665 m2 yang terdiri dari 301 KK (Rekompak Cipta Karya, 2013). Hunian tetap Pagerjurang berlokasi tepat di depan Merapi Golf. Tanah yang ditempati merupakan tanah milik kas desa dan Pemerintah. Kawasan ini dibangun untuk masyarakat korban bencana erupsi merapi yang di dukung dengan Sarana dan Prasarana permukiman rawan bencana dan keberlanjutan kehidupan masyarakat meliputi, balai warga, masjid, pengelolaan kompos komunal, Talud dan drainase, listrik dan sebagainya.
Kekerabatan antar warga masyarakan korban relokasi dari daerah rawan bencana erupsi Gunung Merapi menentukan konfigurasi penempatan atau pembagian unit rumah pada Huntap Pagerjurang. Huntap Pagerjurang merupakan relokasi kolektif dengan bantuan Pemerintah yang berasal dari 5 Dusun berbeda. Berada di lahan milik Pemerintah dan tanah kas desa. Huntap Pagerjurang Mulai dihuni tahun 2012. Permukiman huntap secara administratif terbagi atas 10 RT. Pembagian unit rumah tidak melalui mekanisme undian, namun lebih kepada musyawarah mufakat sesuai posisi sebelum terjadi erupsi.
Pembagian antar Dusun yang memiliki satu kesatuan di kelompokkan pada satu kelompok yang sama dan dibatasi oleh jalan antar kelompok atau dusun lain. Dimana dalam Huntap Pagerjurang terdiri dari 5 Dusun diantaranya Dusun Petung, Dusun Kaliadem, Dusun, Manggong, Dusun Pagerjurang dan Dusun Kali Tengah Lor. Huntap Pagerjurang dihuni oleh 301 KK yang terdiri dari 97 KK dari Dusun Petung, 136 KK dari Dusun Kaliadem, 46 KK dari Dusun Manggong, 14 KK dari Dusun Kepuh dan 8 KK dari Dusun Pagerjurang. Dalam organisasi keruangan Huntap pagerjurang dibagi menjadi 3 blok dengan pembagian Blok 1 dihuni oleh Dusun Petung, Blok 2 dihuni oleh Dusun Kaliadem dan Blok 3 dihuni oleh Dusun Manggong, Kepuh dan Pagerjurang. Penggambaran lebih jelasnya dijabarkan pada peta di bawah ini.

Gambar Peta Huntap Pagerjurang
Sumber : KKN PPM UGM 2013
Sekian dari tulisanku, terimakasih :)

Sumber :

- Tinjauan Pustaka
- Dokumen Pribadi

4 comments:

  1. Ichaaa, good job! hahaa btw itu kkn ku lho yg bikin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini mba ninda ya? hahah iyaya tahun 2013. Makasih mba sudah membantu :)

      Delete
  2. woooyy lagi ngerjain tugas kantor eh nemu ini sebagai referensi hahaha. good job! keep it up chaaaa *kiss

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe iseng-iseng aja ini, thanks babe, semoga membantu :))

      Delete

My 10 top favourite of coffee shop

The coffee shop is one of my favorite places to visit for do my assignment, meet my friend, place for a meeting a project, wait for someone,...